Banyak yang bilang, mau mulai usaha kita harus punya modal. Tapi kenyataannya, modal usaha tidak hanya dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha, tapi juga diperlukan untuk mengembangkan bisnis, sampai untuk bertahan di tengah situasi sulit. Ketika transaksi sebuah bisnis berjalan lancar, bisnis pun bisa berjalan dengan baik bahkan melakukan ekspansi. 

Namun bila tidak, arus kas akan terganggu, pemasukan berkurang, yang berdampak pada keberlangsungan bisnis itu sendiri. Pada masa krisis seperti saat pandemi, banyak pelaku UMKM yang arus kasnya terganggu. Sehingga, modal kerja baru menjadi sangat penting untuk bisa mempertahankan usaha tersebut. Apalagi bila diikuti pemberian dukungan sebagai support system, para pemilik usaha juga mampu lebih berkembang secara psikologis dan sosial.

Sejalan dengan itu, lembaga riset independen terkemuka Tenggara Strategics melalui penelitiannya yang melibatkan 275 Borrower Platform microfinance di Indonesia, menunjukkan pinjaman modal bisa memberi dampak positif yang menjadi alasan para pelaku bisnis membutuhkannya. Berikut platform microfinance jabarkan di bawah ini. Simak, yuk! 

1. Menyelamatkan usaha dari risiko kebangkrutan

Melalui penelitian ini, Tenggara Strategics melakukan survei terhadap 164 pemilik usaha mikro, 74 pemilik usaha kecil, dan 37 pemilik usaha menengah. Hasil survei tersebut menunjukkan, 62% usaha di segmen mikro mengalami penurunan pendapatan karena pandemi. Namun, dengan adanya akses pinjaman modal, sebanyak 60% usaha mikro bisa kembali bangkit dan 39% mampu mencegah pendapatan usaha jatuh lebih jauh. 

Jumlah pelanggan yang berkurang dan pendapatan yang turun drastis dapat mengancam keberlangsungan sebuah usaha. Karena itu, akses pinjaman modal berperan menyelamatkan usaha tersebut dari risiko kebangkrutan. Bahkan, 41% responden di segmen mikro juga mengaku pendapatannya jadi bertambah setelah bisnisnya bisa kembali bangkit berkat dukungan modal usaha. 

2. Meminimalisasi PHK tenaga kerja

Sudah menjadi pemberitaan umum terjadi PHK dimana-mana selama pandemi. Hal ini juga dialami oleh para Borrower platform microfinance yang menjadi responden pada penelitian kali ini. Paling tidak, 29% usaha segmen kecil harus memberhentikan para pekerjanya selama pandemi. Namun, berkat adanya akses pinjaman modal, dari 29% tersebut, 21% mampu kembali bangkit dan bahkan menambah jumlah pekerja baru, 63% mampu mempertahankan para pekerjanya. 

Sedangkan di segmen usaha menengah, sebanyak 22% usaha terpaksa melakukan PHK pekerja selama pandemi. Namun, berkat adanya akses pinjaman modal, dari 22% tersebut ada sebanyak 62% usaha yang justru menambah jumlah pekerja baru dan 38% mampu mencegah PHK lebih lanjut. Itu artinya, adanya akses permodalan memberi kesempatan para pemilik usaha untuk menumbuhkan bisnis mereka yang terbukti dengan adanya penambahan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Sehingga berdampak pada berkurangnya jumlah pengangguran di Indonesia akibat pandemi. 

3. Dukung pencapaian inklusi keuangan

Seperti yang kita ketahui, akses permodalan melalui fintech lebih mudah dan cepat. Tidak seperti lembaga perbankan yang menetapkan sejumlah syarat tertentu yang terkadang memberatkan pihak peminjam. 

Secara keseluruhan, platform microfinance telah membantu meningkatkan inklusi keuangan di kalangan UMKM. Kenapa? Sebanyak 39% Borrower mengaku, pinjaman di platform microfinance merupakan pinjaman pertama yang pernah mereka peroleh. Secara persentase, jumlah Borrower di segmen usaha mikro ada 37%, segmen kecil 47%, dan segmen menengah 30%. 

4. Memperbaiki kualitas hidup para pemilik usaha

Sebanyak 82% peminjam mikro di platform microfinance merupakan komunitas pengusaha yang dinaungi oleh Gramindo. Berkat adanya dukungan komunitas, 91% peminjam mengaku telah memperoleh dukungan finansial, dan 78% mengaku mendapat dukungan mental dan sosial dari komunitas tersebut. Dengan kata lain, akses pinjaman yang diberikan tidak terbatas pada pemberian sejumlah uang, namun juga membangun support system yang dapat memberi dampak pada peningkatan kualitas hidup para pemilik usaha. Pengajuan pinjaman secara berkelompok juga membangun rasa saling percaya terhadap sesama anggota dan saling dukung di saat masa-masa sulit. 

Secara keseluruhan, akses permodalan berdampak pada kondisi psikologis para pemilik usaha. Bila dijabarkan, dari segi kepercayaan diri ada peningkatan dari sebelumnya 4,45 poin menjadi 5,07 poin. Sedangkan dari segi harapan, ada peningkatan dari 4,69 poin menjadi 5,23 poin, dan dari segi optimisme naik dari 4,93 poin menjadi 5,25 poin. Secara rata-rata, akses permodalan memberi dampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi sebesar 16%, kesejahteraan sosial sebesar 14%, dan kesejahteraan psikologis sebesar 9%. Yang mana, memberi pengaruh pada perbaikan kualitas hidup mereka. 

Jika melihat dari hasil riset yang dilakukan oleh Tenggara Strategics, banyak dampak positif yang bisa menjadi alasan pentingnya akses pinjaman modal bagi sebuah usaha untuk kembali bangkit dari dampak pandemi. Mereka yang menjadi responden dalam penelitian kali ini juga merasakannya sendiri. Anda yang masih penasaran dan ingin membaca lebih lanjut hasil survei yang dilakukan, bisa langsung mengunduhnya di sini. Dan ingat, tidak ada kata mundur jika masih ada yang bisa Anda upayakan hari ini. Keep fighting!